Rabu, 03 Oktober 2012

KISAH PEMECAH BATU

Suatu hari hiduplah pria yang bekerja sebagai pemecah batu, ia setiap hari bekerja keras memecah batu tapi hidupnya tidak berubah. Siang itu ia melihat seorang raja yanng ditandu para pengawal. Raja itu sangat kaya dan disegani rakyatnya. Tukang pemecah batu itupun memohon pada dewa, "Wahai dewa hidup hamba sangat menderita, tolong jadikanlah hamba raja yang kaya dan disegani rakyat dan tidak ada yang mengalahkan kekuasaan hamba". Dewapun mengabulkan doa sang pemecah batu tersebut dan jadilah ia seorang raja sesuai permintaannya.

Suatu hari raja berjalan-jalan melihat perkotaan, entah kenapa ia mersa kepanasan dan meminta pengawalnya untuk menipas-nipas dirinya. Tetapi raja masih merasa kepanasan lalu ia melihat ke metahari dan berkata, "Matahari itu sangat terik sehingga mampu membuat apapun yang dibawahnya kepanasan. Wahai dewa tolong jadikanlah hamba matahari yang terik sehingga tidak ada yang mengalahkan panas hamba". Dewapun mengabulkan doa sang raja dan jadilah ia matahari sesuai permintaannya.

Matahari bersinar dengan sangat terik sehingga membuat tumbuhan dan hewan mati. Suatu hari awan menghalangi sinarnya. Awan gelap itu juga dapat menurunkan hujan yang dapat membuat banjir apa yang ada dibawahnya. Raja memohon pada dewa, "Wahai dewa jadikanlah hamba awan yang dapat menurunkan hujan dan membanjiri apa yang ada dibawah hampa sehingga tidak ada yang lebih kuat dari hamba". Dewapun mengabulkan doa matahari, dan jadilah ia awan seperti permintaannya.

Ketika awan menurunkan hujan ia melihat sebuah gunung yang berdiri tegak, besar dan tidak dapat dipindah olah siapapun. Gunung itu tidak pernah merasa leleh, walau panas dan hujan ia tetab berdiri kokoh. Awan memohon pada dewa "Wahai dewa jadikanlah hamba sebuah gunung yang kokoh dan tidak ada yang lebih kuat dari hamba". Dewapun mengabulkan doa awan dan jadilah ia sebuah gunung sesuai permintaannya.

Suatu hari gunung itu meletus dan tidak dapat sekokoh seperti semula. Ia menjadi hancur dan mengeluarkan batu-batu besar. Batu-batu itu sangat keras, kokoh, dan kuat sulit dihancurkan meski panas, hujan, dan tak dapat meletus seperti gunung. Gunung yang telah meletus itu memohon pada dewa "Wahai dewa jadikanlah hamba batu yang keras yang tidak dapat rapuh oleh panas terik dan hujan lebat". Dewapun mengabulkan doa gunung dan jadilah ia batu seperti permintaannya.

Suatu hari batu itu berfikir bahwa batapa keras dan kuatnya ia tetap saja akan hancur olah seorang tukan pemecah batu yang setiap hari rajin memecah batu hingga menjadi perkeping-keping. Batu itu menangis dan meminta pada dewa untuk mengembalikannya menjadi seorang tukang pemecah  betu kembali. Tapi sayangnya dewa tidak mengabulkan doa sang batu. Dewa akan merubahnya menjadi sewmula jika ia merenungkan apa yang telah ia perbuat selama ini, menyadari kasalahannya dan berjanji tidak mengulangnya kembali. Batu itupun menangis, merenung, dan setiap hari memohon pada dewa untuk merubahnya kembali. Karena merasa tersentuh dewa akhirnya merubah batu itu menjadi seorang pemecah batu sesuai permintaannya.



Amanat : Sebagai mahluk ciptaan tuhan kita telah dipilihkan bentuk yang paling sempurna. Janganlah kita merasa kurang puas apalagi tidak mensyukuri hidup. Tuhan lebih tahu yang terbaik walau itu menurut kita pahit. Biasanya sesuatu yang diawali dengan susah payah akan menghasilakan sesuatu yang meggembirakan. Yang baik InsyaAllah menyenangkan pada akhirnya tapi yang menyenangkan belum tentu baik pada akhirnya.